Monday, May 18, 2009

Bukit Asam Tbk (PTBA) dikabarkan bakal mengakuisisi perusahaan tambang batu bara

VIVAnews - PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dikabarkan bakal mengakuisisi perusahaan tambang batu bara dalam waktu dekat.

Sumber VIVAnews mengatakan, perseroan pada akhir tahun ini segera merealisasikan rencananya mengakuisisi produsen batu bara domestik. Sebab, perseroan sudah bernegoisasi dengan perusahaan tambang tersebut. "Jadi, tinggal diumumkan saja waktunya," jelasnya di Jakarta, Senin, 1 Desember 2008.

Direktur Utama Tambang Batubara Bukit Asam Sukrisno mengakui, perseroan berniat mengakuisisi sejumlah perusahaan tambang dalam negeri, setelah berhasil mengambil alih mayoritas saham PT International Prima Coal (IPC) yang berlokasi di Kalimantan Timur. "Rencana akuisisi sudah kita sampaikan," kata dia kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa, 2 Desember 2008.

Namun, dia mengatakan, akuisisi perusahaan tambang batu bara tersebut belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, selain perseroan sedang melakukan survai dan studi kalayakan, kondisi ekonomi global yang terjadi saat ini turut memengaruhi aksi akuisisi PTBA. "Pokoknya, setelah semuanya lancar akan diumumkan kepada publik," jelas Sukrisno.

Per 31 Oktober 2008, Negara Republik Indonesia menguasai saham berkode PTBA sebanyak 65,02 persen dan sisanya dimiliki publik.

Pada perdagangan Senin, 1 Desember 2008, PTBA ditutup terkoreksi Rp 100 menjadi Rp 6.800. Broker CIMB-GK Securities Indonesia dengan kode broker YU diketahui sebagai broker yang paling aktif mengoleksi saham Tambang Batubara Bukit Asam.

Menurut Gina Novrina Nasution, analis PT Reliance Securities Tbk, langkah perseroan mengakuisisi perusahaan tambang batu bara akan berdampak positif pada kinerja PTBA untuk jangka panjang. Sebab, di saat permintaan (demand) komoditas kembali melonjak, suplai perseroan meningkat akibat ada tambahan produksi dari perusahaan tambang yang baru diambil alihnya. "Tapi untuk jangka pendek belum, karena harga komoditas sedang turun," ujarnya kepada VIVAnews.

Namun, dia mengakui, saham Tambang Batubara Bukit Asam masih menarik dikoleksi untuk jangka pendek maupun panjang. Sebab, selain terkait akuisisi tambang batu bara, adanya kerja sama perseroan dengan PT Kereta Api Indonesia (KA) dalam pendistribusian produk perseroan diperkirakan bakal meningkatkan penjualan PTBA.

Per 30 September 2008, penjualan bersih PTBA bertambah 65,0 persen menjadi Rp 4,97 triliun dari Rp 3,01 triliun pada periode yang sama 2007.

Laba bersih perseroan juga meningkat 150,6 persen dari Rp 527,30 miliar atau Rp 229 per saham pada kuartal III-2008 menjadi Rp 1,32 triliun atau Rp 573 per saham.

• VIVAnews

Akusisi Sigma Cipta Direspons Positif

Akusisi Sigma Cipta Direspons Positif

Desember 25, 2007

Pengamat pasar modal dari BNI Securities M Alfatih menyatakan, pasar kemungkinan besar akan merespons positif rencana PT Telkom (Tbk) untuk mengakuisisi 80% saham PT Sigma Cipta Caraka melalui anak usaha PT Multimedia Nusantara (Metra).

Dia menambahkan, rencana tersebut merupakan investasi yang strategis bagi Telkom. Artinya, hal itu terkait dengan recoveryBadan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut untuk mengembangkan usaha pada masa mendatang. Terlebih, out put yang dihasilkan PT Sigma Cipta memiliki kaitan langsung dengan PT Telkom, yakni menghasilkan data recovery center (DRC) dan IT management outsourcing services yang andal.

’’Ini akan saling melengkapi,” tuturnya saat dihubungi SINDO, tadi pagi. Dengan demikian, tutur Alfatih, Telkom akan mendapatkan banyak keuntungan dengan mengakuisisi PT Sigma Cipta. Terlebih, Telkom tidak memulai usaha dari nol, hanya tinggal melanjutkan kegiatan usaha yang telah dijalankan Sigma.

Merujuk kondisi ini, pasar pasti akan merespons positif rencana tersebut. Alfatih juga berkeyakinan bila akuisisi itu tidak akan menyebabkan persaingan usaha tidak sehat pada industri telekomunikasi. Sebab, perusahaan yang diakuisisi PT Telkom bukan merupakan perusahaan sejenis seperti yang diatur Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. (hermansah)

sumber : seputar-indonesia.com

Kraft Selesaikan Akusisi Danone





JAKARTA--MEDIA: Kraft Foods Inc (Kraft), perusahaan pemimpin global dalam sektor makanan dan minuman bermerek asal Amerika, menuntaskan proses akuisisi terhadap bisnis biskuit global Group Danone. Akuisisi tersebut memastikan posisi Kraft sebagai perusahaan biskuit nomor satu di dunia.
"Kraft saat ini merupakan pemimpin pasar biskuit dunia, dengan portofolio luas dari merek-merek ternama di seluruh dunia," ujar Chariman dan CEO Kraft Irene Rosenfeld, seperti termuat dalam situsnya.


Akuisisi tersebut, jelas Irene juga akan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang, yang terlihat dari peningkatan nilai per saham di tahun pertama.
Proses akuisisi bisnis biskuit Danone, perusahaan Perancis, telah dimulai sejak Juli 2007 lalu. Kraft menawarkan 5,3 miliar euro atau US$7,2 atau tidak kurang dari Rp7 triliun kepada Danone. Tujuannya, untuk meraih pangsa pasar terbesar di Eropa, seperti Prancis, Italia, dan Polandia, yang selama ini dikuasai Danone.


Proses penawaran pembelian kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan, yang dilakukan akhir Oktober. Proses akuisisi sendiri berhasil diselesaikan setelah mendapat persetujuan dari Komisi Eropa pada 9 November lalu.


Penambahan divisi biskuit Danone ke Kraft diharapkan memberi kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan mereka. Saat ini, produk biskuit menyumbang sekitar 20% dari total pendapatan Kraft. Akuisisi tersebut juga mengalihkan aset di setidaknya 20 negara, termasuk 32 pabrik.
Selain mengejar pasar Eropa, Kraft juga mengejar pertumbuhan signifikan di pasar Asia, terutama Cina. Di Cina sendiri, pertumbuhan pascaakuisisi diharapkan dapat meningkat dua kali lipat. Ini menempatkan Kraft sebagai pemimpin pasar biskuit di negara tersebut.


Akuisisi, menurut Presiden Kraft Asia Pasific Arjun Gupta, juga akan memperkuat skala operasi Kraft di Indonesia dan Malaysia. Sekaligus memberi peluang bagi perluasan jaringan distribusi beberapa merek inti lainnya.


Di Asia, Kraft saat ini memiliki portofolio lengkap merek-merek produk yang tersebar di seluruh kategori biskuit. Selain beberapa merek ternama, seperti Oreo, Ritz, dan Chip's Ahoy!. Kini termasuk merek Jacob's, Chipsmore, Twisties, Biskuat, Milk Biscuit, Hi Calcium Soda, Tuc, dan Tiki.(Pia/OL-2)







Bank Mandiri Akuisisi Tunas Financindo Sarana

Bank Mandiri Resmi Akuisisi Tunas Financindo Sarana

(Jakarta)- PT Bank Mandiri secara resmi mengakuisisi PT Tunas Financindo Sarana (Tunas Finance) melalui pembelian 51% saham. Dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Tunas Financindo Sarana secara langsung dari PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama.

Akusisi ini dipastikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham Bank Mandiri dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini Selasa (23/9).

Proses akusisi merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Saham oleh BMRI dengan PT Tunas Ridean Tbk., PT Tunas Mobilindo Parama dan Tunas Finance pada 27 Juni 2008 lalu. Dimana kesepakatan kedua belah pihak antara lain adalah nilai akuisisi untuk kepemilikan 51% Tunas Finance sebesar Rp 290 Miliar, ekuivalen dengan PBV sebesar 2,27.

Dikatakan Agus Martowardojo, Direktur Utama Bank Mandiri, dengan telah disetujuinya RUPSLB ini maka Bank Mandiri menguasai sejumlah 1.275.000.000 lembar saham atau sebesar 51% dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Tunas Finance. Sedangkan PT Tunas Ridean Tbk. menguasai sejumlah 1.225.000.000 lembar saham atau sebesar 49% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Tunas Finance.

"Dari 1.275.000.000 lembar saham tersebut, sejumlah 650.000.000 lembar saham atau 26% dibeli dari PT Tunas Ridean Tbk dan 625.000.000 lembar saham atau sebesar 25% dibeli dari PT Tunas Mobilindo Parama," kata Agus Martowardojo.

Sebelumnya modal dasar Tunas Finance terdiri dari 10 Miliar lembar saham dengan total nilai sebesar Rp 1 Triliun. Adapun jumlah modal yang ditempatkan adalah sebesar 2,5 Miliar lembar saham atau Rp 250 Miliar dengan proporsi kepemilikan oleh PT Tunas Ridean Tbk sebesar 75% dan PT Tunas Mobilindo Parama sebesar 25%.

Bank Mandiri akan menjadikan Tunas Finance sebagai satu-satunya point of sales pembiayaan kendaraan bermotor dengan melakukan kerjasama pembiayaan antara lain melalui pola "joint financing" kepada end user.Pengembangan Tunas Finance akan dilakukan dengan memanfaatkan distribution channel Bank Mandiri di seluruh Indonesia serta aliansi strategis melalui cross selling dengan grup usaha Bank Mandiri, customer Bank Mandiri, dan kerjasama business to business dengan semua ATPM di Indonesia.

"Terdapat sinergi yang sangat baik antara Bank Mandiri dengan Tunas Finance. Besarnya customer base serta jaringan kantor Bank Mandiri yang tersebar luas di seluruh Indonesia akan berpadu dengan keunggulan perusahaan multifinance yang selama ini telah menjadi pilihan konsumen
dan dealership," kata Agus Martowardojo.

Sementara itu, Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk. Anton Setiawan, menyampaikan bahwa kerjasama strategis dengan Bank Mandiri akan memungkinkan Tunas Finance untuk mendapatkan sumber dana yang berkesinambungan dengan cost of fund yang lebih kompetitif.

Selain itu, besarnya customer base dan jaringan kantor Bank Mandiri yang tersebar luas di seluruh Indonesia akan menjadikan Tunas Finance menjadi lebih kuat serta mampu bersaing di pasar dan menjadi pilihan utama perusahaan pembiayaan di mata konsumen.(Adi/IOT-03)

Medco akusisi Beyond Petroleum (BP)

VIVAnews - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan mengambil alih kepemilikan saham unit usaha Beyond Petroleum (BP) sebesar 46 persen di blok minyak dan gas (migas) BP Offshore North West Java (BP ONWJ).

Menurut Direktur Proyek Medco Energi Internasional Lukman Mahfoedz, saat ini pihaknya sedang melakukan evaluasi untuk mengajukan penawaran kepada BP.

"Kita sedang melakukan evaluasi," ujar dia ketika dihubungi di Jakarta, Senin, 18 Mei 2009.

Menurut dia, untuk melakukan akusisi tersebut pihaknya akan menggandeng rekanan untuk berpartisipasi.

Sementara itu, BP merupakan operator dari konsensi wilayah kerja ONWJ dengan kepemilikan 46 persen, sedangkan pemilik lainnya adalah CNOOC sebesar 36,72 persen, Inpex 7,25 persen, dan Itochu Oil Exploration 2,58 persen.

Sedangkan wilayah kerja ONWJ di mulai dari Cirebon pada bagian timur hingga kepulauan seribu bagian barat.

Indofood Akusisi Indolakto Senilai US$ 350 Juta

Indofood Akusisi Indolakto Senilai US$ 350 Juta

Selasa, 23 September 2008 | 20:03 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Indofood Sukses Makmur Tbk resmi mengakuisisi secara tidak langsung 68,57 persen saham PT Indolakto. Akuisisi dilakukan setelah perseroan mengambil alih 100 persen saham Drayton Pte. Ltd melalui Pastilla Investment.

"Nilai akuisisi US$ 350 juta, US$ 50 juta dari internal dan sisanya dari pinjaman bank" kata Wakil Direktur Utama Indofood, Fransiscus Welirang dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Salasa (23/9).

Franciscus mengaku tidak mengetahui nama bank yang memberikan pinjaman untuk membiayai akusisi ini. Perseroan telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan Pastilla Investment Limited untuk mengakuisisi 100 persen saham Drayton Pte Ltd, yang memiliki 68,57 persen saham Indolakto. Akuisisi ditargetkan rampung pada Desember 2008.

Indolakto merupakan produsen susu dan produk berbasis susu, seperti beragam jenis susu, mentega, dan es krim. Merk yang diusung Indolakto antara lain adalah Indomilk, Cap Enaak, Tiga sapi, Orchid Butter, dan Indoeskrim.

Dana akuisisi tersebut, kata sekretaris perusahaan Werianty Setiawan, telah dibayar perseroan sebesar US$2,5 juta atau setara dengan 15 persen dana akuisisi pada saat perjanjian. Sedangkan, sisanya sebesar US$ 297,5 juta atau 85 persen akan dilunasi pada tujuh hari kerja setelah seluruh syarat akuisisi terpenuhi.

”Dalam perjanjian, syarat akuisisi tersebut adalah persetujuan dari pemegang saham dan dari pihak berwenang di Indonesia dan Singapura, jika ada,” kata Werianty.

Headline

10 reasons why Indian so success in global career and business

Indians have been successful in global careers and businesses for a variety of reasons. Here are 10 factors that contribute to their success...