Sunday, October 9, 2016

Masih Andalkan Bisnis CRM, Kinerja Infomedia 2016 Diyakini Mampu Raih Pendapatan Rp 2,5 triliun


Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) PT Infomedia Nusantara terus menggenjot kinerja bisnisnya. Perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan layanan "business process management" ini diyakini akan mampu merealisasikan targe pendapatan tahun 2016 sebesar Rp2,5 triliun, atau meningkat sekitar 15 persen dibanding tahun 2015.


"Dengan transformasi bisnis yang sedang berlangsung, target pendapatan 2016 sebesar Rp2,5 triliun kami yaki bisa tercapai. Sementara hingga semester I 2016 sudah mencapai sekitar Rp1,375 triliun," kata Presiden Direktur Infomedia, Bona LParapat, di sela media gathering di Jakarta, Kamis.


Bona menjabarkan, pencapaian target pendapat didorong berlanjutnya pertumbuhan usaha pada empat bisnis perusahaan yaitu Customer Relationship Management (CRM), Information Technology Outsourcing (ITO), Business Process Outsourcing (BPO) dan Knowledge Process Outsourcing (KPO).


Infomedia memang tengah melakukan transformasi bisnis  untuk melakukan perbaikan dan menghasilkan kinerja dan keuntungan yang lebih bagus dan punya bisnis berlanjut di masa datang. "Infomedia harus menjadi pemain terdepan dalam Business Process Management di Indonesia maupun kawasan regional," katanya.



Selama tahun 2016, lanjut Bona, pendapatan terbesar Infomedia masih disumbang oleh bisnis CRM yang mencapai 40 persen, disusul kontribusi bisnis ITO dan BPO masing-masing 25 persen, dan selebihnya atau sekitar 10 persen dari bisnis KPO.


Pada segmen CRM, kontribusi tertinggi pendapatan masih disumbang dari layanan call center yang terus tumbuh sejalan dengan perkembangan teknologi. Saat ini Infomedia memiliki sekitar 5.000 seat call center dengan jumlah agen mencapai sekitar 20.000 orang. "Di tingkat nasional Infomedia menguasa pangsa pasar sekitar 35 persen, sedangkan ekspansi ke luar negeri sudah mencapai 10 negara," ujarnya.


Bona menambahkan, secara keseluruhan Infomedia memiliki klien hingga sekitar 150 perusahaan yang bergerka pada 17 sektor usaha. Meski begitu, Bona mengakui selama ini masyarakat cenderung mengenal Infomedia hanya sebatas layanan "Yellow Pages" atau penyedia nomor telepon masyarakat dan dunia usaha. "Sekarang tidak lagi. Infomedia sudah memberikan layanan menyeluruh mulai dari CRM berbasis digital dan multi channel, jasa penyediaan solusi bagi klien dalam meningkatkan efisiensi usaha, peningkatan proses bisnis inti klien, hingga layanan data analitik," tegasnya.


Sederet perusahaan mulai dari segmen perbankan, perusahaan penerbangan maupun manufaktur dan jasa usaha lainnya mempercayakan pengelolaan jasa call center-nya kepada Infomedia, seperti Garuda Indonesia, Citilink, AirAsia. "Kami juga terus ekspansi layanan call center ke luar negeri yang saaat ini sudah mencapai 10 negara. Ekspansi akan dilanjutkan ke sejumlah negara lainnya," ujarnya.


Kemampuan Infomedia dalam memenuhi standar keamanan informasi yang dikelola perusahaan baik data perusahaan maupun data milik pelanggan, mendapatkan sertifikasi ISO 270001:2013 dari TUV Nord Indonesia. Sertifikat ini diberikan atas jaminan penyimpanan data pelanggan dengan menggunakan cloud, operasional CRM, infrastructure support activities dan help desk application.

Thursday, October 6, 2016

Alibaba Mulai Berakrobat, Berani Beli Lazada Rp 13 triliun. Sanggupkah Alibaba Menghentikan Laju MatahariMall.com ?



Sudah diketahui publik, belum lama ini Alibaba  mengumumkan telah setuju membeli saham pengendali sebesar US$ 1 miliar (Rp 13 triliun) di Lazada, department store online yang paling cepat berkembang di Asia Tenggara.

Lazada menjual berbagai produk—dari pakaian hingga barang elektronik konsumen—di Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Dalam pernyataan perusahaan, Alibaba mengatakan investasi tersebut terdiri atas ekuitas baru US$ 500 juta yang dikeluarkan Lazada dan saham dari investor yang ada, dengan total US$ 1 miliar.

Lazada sekarang bernilai US$ 1,5 miliar, kata pendirinya, Rocket Internet, dalam pernyataan terpisah. Terlepas dari pabrik startup yang berbasis di Berlin itu, investor Lazada, Tesco dan Kinnevik Investment, menjual beberapa sahamnya kepada Alibaba.


"Asia Tenggara merupakan pasar konsumen berbasis mobile menarik yang sangat terfragmentasi dan beragam dengan hambatan yang signifikan untuk masuk dan sektor retail modern memiliki ruang besar untuk pertumbuhan," kata Max Bittner, CEO Lazada Group.

"Transaksi ini akan membantu kami mempercepat tujuan kami menyediakan akses ke bermacam-macam produk yang lebih luas dan unik kepada 560 juta konsumen di wilayah itu."

"Selanjutnya, memanfaatkan pengetahuan dan teknologi unik, Alibaba akan memungkinkan kami secara cepat meningkatkan layanan kami serta memberikan pengalaman belanja dan menjual yang bahkan lebih mudah."

Kesepakatan itu mencakup ketentuan bagi Alibaba untuk memperoleh sisa saham Lazada. "Pada nilai pasar yang wajar selama periode 12-18 bulan setelah penutupan transaksi."

Rilis Rocket menunjukkan perusahaan masih memiliki saham 8,8 persen di Lazada setelah kesepakatan itu. Hal ini telah membuat 15 kali lipat pengembalian investasinya senilai US$ 20.500.000 di Lazada.

Lazada telah menjaring sekitar US$ 700 juta dalam pendanaan selama bertahun-tahun, terutama dari Kinnevik Investment, Temasek, Tengelmann Ventures, dan Verlinvest, dan Summit Partners.

Pertanyaannya, apa yang bakal dilakukan Alibaba setelah sukses membeli Lazada? Apakah ia juga akan mementrasikan alibaba.com di Indonesia? Atau cukup dengan Lazada? Bisa kah Alibaba Group menghentikan langkah MatahariMall.com milik Lippo yang makin agresif? Kita tunggu saja babak persaingan berikutnya.

Headline

10 reasons why Indian so success in global career and business

Indians have been successful in global careers and businesses for a variety of reasons. Here are 10 factors that contribute to their success...