Perusahaan Bapk/Ibu sedang mencari investor tipe private equity investor? Perlu membaca tulisan singkat di bawah ini.
Perusahaaan private equity memang tidak terkenal seperti bank atau
bursa. Padahal private equity juga salah satu sumber modal dan menjadi
solusi permodalan bagi para pemilik perusahaan yang bisnisnya ingin
tumbuh.Private equity merupakan salah satu alternatif sumber permodalan untuk pengembangan bisnis.
Dana yang dikelola perusahaan private equity berasal dari para investor
seperti dana pensiun, orang-orang kaya, atau dana abadi perguruan
tinggi. Ini semacam lembaga yang ditugaskan dan dipercaya untuk memutar
duit dari investor itu. Kalau bank biasanya memberi duit pinjaman dan
minta jaminan (kolateral), kalau private equity tidak. Dia invest di
perusahaan semisalnya Rp 300 miliar atau Rp 100 miliar, tapi ia minta
ditukar dengan saham. Nah, ada perusahaan private equity yang maunya
invest sebagai pemegang saham minoritas dan nggak mau lebih dari 50%,
namun juga ada yang maunya justru harus pegang kendali. Masing-masing
perusahaan private equity punya gaya dan kebijakan masing-masing.
Sumberdana dari private equity itu biasanya terkumpul karena keaktifan
para pendiri dalam mencari dana untuk dikelola. Jangan heran kalau di
Indonesia, para pemilik private equity pasti orang yang punya network
kuat dengan pemilik dana di luar negeri. Misalnya Patrick Waluyo
(Northstar), Gita Wiryawan (Ancora) dan Edwin Soeryajaya (Saratoga).
Mereka semua lulusan Amerika yang channel dengan lembaga keuangan Barat
sudah sangat kuat.
Kenapa mereka mau memberikan dananya untuk dikelola? Ya karena ingin
dananya berputar dan bertambah. Ingat bahwa di negeri Barat dan Jepang,
kalau menaroh deposito di Bank bunganya pertahun hanya 2% atau bahkan
kurang. Kalau diputar di negara perkembang mereka bisa mendapatlan
keuntungan minimal belasan persen per tahun. Logikanya simple, idiologi
uang adalah keuntungan. Dia tidak punya loyalitas ke negara atau lokasi.
Tapi ia akan datang ke tempat yang bisa berkembang biak. Ini rumus uang
yang jangan dibantah.
Cara investasi perusahaan private equity (PE) ke perusahaan dalam bentuk
pembelian saham bisa dua macam. Pertama, membeli sebagian saham yang
dimiliki pemegang lama (artinya ia membeli existing saham). Dus ada
pergantian kepemilikan saham. Kedua, perusahaan yang akan diinjek modal
itu menerbitkan saham baru yang kemudian dibeli oleh perusahaan PE itu.
Umumnya cara kedua ini lebih banyak dipilih karena beerarti dana yang
masuk tidak masuk ke kantong pribadi pemegang saham lama, namun menambah
modal perusahaan sehingga perusahaan bisa berputar lebih baik.
Selain dengan cara investasi melalui saham, perusahaan PE juga bisa
dengan cara membeli convertible bond yang diterbitkan perusahaan yang
butuh duit. Convertible bond itu adalah surat utang yang suatu saat
bisa diubah (diconvert) menjadi saham ketika pas jatuh tempo perusahaan
yang berhutang itu tidak bisa melunasi secara sempurna atas
hutang-hutangnya.
Perusahaan PE biasanya hanya mau invest di perusahaan yang tumbuh cepat
dan margin untungnya baik. Kenapa? Karena ia harus memberi keuntungan
juga ke pemodal yang menitipkan uangnya. Makanya biasanya IRR private
equity selalu minta diatas 18%. Kalau bank Anda kasih bunga 12-13%, maka
PE minimal diangka 18%.
Makanya, kebanyakan orang berhubungan dengan PE bila sudah tidak bisa
pinjam ke bank lagi. Ekuitas yang dimiliki sudah mentok. Kalau bahasa
orang keuangan, debt to equity ratio sudah nggak memungkinkan untuk
pinjam ke bank. Ingat, tidak ada bank yang mau kasih pinjaman bila tidak
ada kolateral. Ini normalnya. Ada beberapa bank yang bisa kasih
pinjaman tanpa kolateral, namun sudah pasti hanya ke nasabah korporat
yang sudah lama dikenal, dan biasanya bunganya juga jauh lebih tinggi.
Siapakah yang paling pas menggandeng PE:
- perusahaan yang mau ekspansi dan yakin punya bisnis bagus kedepan tapi
nggak punya modal. Ini penting mengajak PE untuk kembangkan bisnis
bareng
- Perusahaan yang tahu ada perusahaan yang mau dijual, perusahaan bagus,
tapi nggak punya uang. Ajak PE untuk invest dan Anda yang menjadi
operatornya karena Anda yang tahu bisnisnya sehari-hari
- CEO atau eksekutif senior perusahaan yang tahu bahwa perusahaan dimana
ia bekerja mau dijual,. Ia merasa sayang dan tahu bahwa bisnisnya bagus
dan ia bisa menyelamatkannya, makanya ajak PE untuk invest dan anda
akan menjadi salah satu pmegang saham penting. Saya punya beberapa kawan
yang riel seperti ini. Dulu CEO disitu tapi mau dijual oleh owner,
akhirnya ia cari pemodal untuk beli perusahaan itu.
Nah perusahaan PE itu biasanya invest nggak lama. Cuma 3-7 tahun.
Setelah itu ia keluar atau exit. Cara exit bermacam-macam. Bisa menjual
sahamnya melalui bursa atau go public, bisa menjual saham ke pemegang
saham lain yang mayoritas. Tapi bisa juga melalui trade sale, yakni ia
menjual ke berbagai investor besar yaitu group besar yang minat di
bisnis itu. Misalnya PE invest di bisnis TI lalu exit, maka ia akan
tawarkan ke ACER, IBM, Microsoft, dll, untuk membeli sahamnya.
Istilahnya, menjual ke investor strategis, bukan ke investor keuangan.
Tapi menjual ke sesama investor keuangan juga mungkin.
Nah bagaimana di Indonesia? Di Indonesia semakin banyak perusahaan
private equity yang aktif walaupun mereka tidak punya kantor khusus di
Indonesia namun mereka menunjuk orang tertentu menjadi wakilnya di
Indonesia. Ingat cara kerja private eqyuity lebih silent, diam-diam,
nggak mau banyak ngomong. Namanya juga private. Mereka memang selektif
dalam memilih perusahaan yang akan diinvestasi, namun mereka juga harus
investasi karena kalau nggak menyalurkan duitnya untuk diinvestasikan,
mereka juga akan ditanya dan ditabok oleh lembaga yang memercayakan uang
untuk diputar. Kalau Anda sudah dipercaya untuk memutar uang tapi kok
anda nggak dapat tempat yang ditaruh uang berarti anda bodoh. Anda nggak
punya teman atau anda nggak bisa cari teman. Padahal sebegitu banyaknya
perusahaan di Indonesia yang butuh funding, dengan manajemen yang
terpercaya dan prospeknya bagus.
Perusahaan Anda tidak perlu khawatir untuk menemukan siapa perusahaan private equity yang dibutuhkan untuk menyuntikkan modal. Tapi Anda memang perlu tahu gaya masing-masing dan usahakan sebisa mungkin yang paling menguntungkan bagi perusahaan Anda. Disini penting Anda punya kawan yang punya network luas dengan tipikal investor tersebut.
By the way, barangkali perusahaan Anda butuh modal dari investor private
equity yang bisa invest dari Rp 200 miliar sampai Rp 1,5 triliun, saya
tidak sulit untuk menemukan dan mengenalkan perusahaan private equity dari luar
negeri yang memang sedang cari peluang investasi di Indonesia.
Kebetulan saya punya hubungan baik dengan direksi di sejumlah investor private equity dan sewaktu-waktu mereka bisa saya ajak meeting dengan Bapak bila bisnis Bapak punya size business yang menarik dan prospektif.
Salam semangat, semoga bisnis anda sukses. Semoga keluarga anda dan saya
semua sehat-sehat dan sejahtera dan kita semua selalu diberkati oleh
Sang Pencipta Alam. Aamiiin
Read More :
- Indonesia and Malaysia Remain Dominant, Controlling 80% Market Share of Global CPO Market
- Top 10 Largest Exporters in Malaysia: Key Facts and Global Markets
- Global CPO Price Trends: Key Drivers in the Past Two Years
- IOI Corporation Expands Portfolio with New Investments in Renewable Energy
- TROX Malaysia’s Chilled Beam System: A Game-Changer in Commercial Building Construction
- Malaysia’s Export Performance: Top 10 Commodities Driving Growth Over the Last 3 Years
- Petronas Takes Bold Steps in Expanding Renewable Energy for Overseas Business
Salam hangat bapak/ibu yang budiman..semakin meningkat nya permintaan dari pelanggan saya membutuhkan modal untuk pengembangan usaha pakaian dalam di bekasi berjalan 2 tahun dan memiliki kurang lebih 100 pelanggan tetap..atas perhatian nya saya ucapkan terima kasih..phone:081284254546
ReplyDeleteKeren jua
ReplyDelete